Selasa, Juni 22, 2010

Pemandangan Mengerikan Sepulang Sekolah

Pembantaian Masih Terjadi
Siang hari setelah pulang sekolah, aku bersama beberapa teman" ku harus mengejakan tugas di rumah salah seorang teman. Sampai di rumahnya, ada ritual penjemuran kasur yang mengusik ketenanganku. Sebab 4 kasur merah pink garis putih yang dijemur, sepertinya masih baru dibuat, atau baru diisi kapuk, sangat padat. Benar" pemandangan yang sangat mengganggu 'n mengundang kegelisahan. Ternyata setelah sampai diteras samping rumahnya, terlihat dua orang tukang kasur sedang membongkar kasur, kasur merah biru garis putih yang dibongkar dan kapuknya sudah hampir habis dikeluarkan. Tidak jauh dari tempat pembantaian, masih ada 3 kasur, kasur oranye kuning merah garis abu", 3 guling dan 3 bantal dengan corak yang sama. Ketiga kasur guling bantal itu sepertinya memang sengaja dikorbankan untuk menambah kapuk kasur barunya. Kasur lama yang dibongkar pasti kapuknya tidak akan mencukupi bila kapuknya dipindah ke kasur baru, karena kasur baru isinya pasti jauh lebih padat. Pemandangan yg memilukan juga terlihat karena ada 8 kasur terkulai tanpa kapuk, kasur pink oranye garis putih, kasur kembar dua merah biru hijau kuning abu", kasur pink biru garis putih, kasur merah pink biru garis putih, dan 3 kasur lagi adalah kasur korban oranye kuning merah garis abu", dan tidak ketinggalan 8 guling dan 8 bantal dengan corak yang sama terkulai juga tanpa kapuk. Setelah itu terlihat seorang tukang kasur menarik kasur oranye kuning merah garis abu", aku mulai berdebar" dan tercekat melihat kasur itu menjerit" ketakutan, benar" memilukan dan menyedihkan, lagi" tanpa sadar aku sudah ereksi. Tak lama sudah terdengar suara yang seakan" mengiris hati, kkkrrrreeeeekkkkkkk...... tukang kasur itu dengan tanpa perasaan menyayat pinggiran atas kasur dengan cutter, dan terus menyayat hingga sisi samping kasurnya dari atas hingga bawah.... kkkkreeeeeekkkkkkk..... Setelah itu kulit kasur yang bagian bawah diijak, dan kulit kasur bagian atas ditarik....... grekkkk..... greekkkk.... grekkkk... greek... greekk..... greek... suara kasur yang sobek karena benang tengah penahan kapuk lepas krn dipaksa ditarik dan menyisakan lubang" di kasurnya. Tidak terbayang rasa sakitnya yang luar biasa. Andai bisa 'n memungkinkan, aku ingin tengkurap di kasur itu sebelum benang tengahnya ditarik sambil mengusap"kan ereksiku....... Saat itu aku hanya bisa diam membisu tanpa berbuat apa". Dan seorang teman menegur "Weh ngeliat kasur dibongkar aja sampeng bengong gitu", dengan sedikit malu aku menjauh dari tempat pembantaian itu. Dan setiap terdengar bunyi.. kkkkrreeekkkk..... kkkrrreeekkk... perasaanku langsung gelisah, gundah, kesal, jengkel, marah, dan segalanya bercampur jadi satu. Sungguh satu hari yang benar" menyiksa.... Sementara itu tukang kasur lainnya sibuk melakukan pembantaian pada guling" dan bantalnya. Semua guling" 'n bantal"nya yang tergetak disayat dan dirobek dengan kejam. Sambil membungkuk 'n menginjak gulingnya, menancapkan kemudian langsung.. kkkkkreeeekkkkk......... menyayat hingga sepanjang gulingnya. Satu persatu guling robek dengan sayatan yang menganga sepanjang badannya, tidak perduli di jahitan tengah, di samping, atau di belakang jahitan depan, sambil berjalan, menginjak untuk menahan gulingnya, lalu menyayatnya. Dan tiba giliran bantal"nya yang mengalami nasib sama, diinjak, lalu langsung kkkreeeekkkkk...... tukang kasur menbuat sayatan pada sisi pinggir sepanjang bantalnya. Setelah itu ia sibuk membalik satu persatu guling" 'n bantal"nya untuk mengeluarkan kapuknya.
Dan yan lebih menyiksa lagi, terdengar percakapan temanku dengan mamanya, "Ria, kasurmu diganti aja kulitnya, khan sudah lama banget tuch kasurmu belum diganti", "Gak mau ah ma, aku ga suka kasur baru yang mlentung", mana keras banget lagi. Biar aja lah ma, kasurku ga usah diganti". "Ga bisa Ria nanti klo sudah parah, manggil ibu tukang kasurnya susah lagi, sudahlah cepat keluarkan kasur guling bantal kamu". Dengan sedikit kesal 'n berat hati temanku masuk ke kamar diikuti dua orang pembantunya. Dan ternyata yang diseret" kedua pembantu itu adalah sebuah kasur pink garis putih yang memang terlihat sudah lama banget dipakai, kelihatan sudah empukkkk banget, sedikit penyet, dan kelihatan halus 'n lembut banget kasurnya. Sepontan aku menggantikan kedua pembantu itu membawa kasurnya, dan memang benar, kasurnya sangat empukkk banget, halus, 'n lembutt banget; dan aromanya enak banget, bau badan cewek. Dan dengan sengaja aku mengangkat sedikit tinggi karena aku ingin mengesek"kan ereksi ku ke kasurnya. Untung saja resletingku sudah aku turunkan, dan benar saja, waktu menyentuh kasurnya, sensasinya luar biasa..... Yang membuat aku sedih adalah walau kasur yang aku bawa itu menjerit" ketakuan karena takut dibongkar, aku mengantarkan kasur pink garis putih yang cantik itu untuk dibongkar. Bila aku bisa menghentikan waktu, ingin aku membawa kasur yang ku bawa itu pulang kerumah. Sampai teras samping, aku meletakkan kasurnya diatas pagar teras, dan masih dengan berat hati untuk meninggalkannya, tak lama seorang pembantu membawa guling bantal pink garis putih 'n melemparkannya ke lantai......
Selanjutnya aku dan teman"ku mulai mengerjakan tugas kelompok kami, tapi hari itu aku sama sekali tidak bisa konsentrasi, karena suara kkkreeeekkkk..... kkkreeeeekkkkk, kasur" guling" 'n bantal" ku yang robek di sayat cutter, karena letak kami yang hanya dihalangi sudut tembok. Saat aku menyempatkan untuk melihat, kasur pink garis putih sedang mengeliat" 'n menjerit kesakitan, karena sedang disayat cutter pada tiga sisi pingirnya. Lalu dengan enaknya tukang kasur menginjak dan menarik kulit atasnya........ Setelah semua benang tengah lepas, tukang kasur memindahkan kapuknya keluar dengan kakinya. Dan langsung menghapiri kasur oranye kuning merah garis abu" yang menggantung di tembok pendek teras, langsung menancapkan cutter di sisi pinggir kasur, dan berjalan berkililing dari sisi pinggir atas, sisi pinggir samping dan sisi pinggir bawah sambil menarik cutter yang menacap. Lalu menjatuhkan kasurnya kebawah, menginjak dan menarik kulit atasnya akhirnya mengluarkan kapuknya dengan kakinya. Sedangkan seorang lagi dengan santainya duduk dengan beralaskan guling dan bantal pink garis putih yang ditekuk dua. Tak lama kemudian dengan polosnya kkreeekkkk.... menyayat guling dan bantal yang didudukinya, kontan guling 'n bantalnya menjerit kesakitan, lalu membaliknya untuk mengeluarkan kapuknya.
Pada saat sedang melakukan tugas pembedahan ikan mas, kodok, dan burung dara; temanku memanggil pembantunya minta dibawakan kain lap. Dan seorang pembantunya datang dengan membawa 4 guling, 2 guling pink garis putih, dan 1 guling oranye garis putih dan 1 guling hijau garis putih...... Saat melihat 4 guling itu digletakkan dilantai ingin sekali mengambilnya lalu mengusap"kannya pada ereksiku. Tapi aku hanya bisa memegang dan mengelap darah yang keluar dari hewan yang dibedah untuk tugas. Tangan ini bergetar tidak karuan saat memegang dan mengelap darah menggunakan guling pink garis putih, sedangkan guling yang lainnya juga dipegang oleh teman" ku, juga digunakan untuk membantu membersihkan darah yang mengucur..... Dunia rasanya kiamat, dan untung semua teman" tidak ada yang memperhatikan celanaku yang menonjol karena ereksi............
Sore harinya setelah tugas sekolah selesai, kamipun beres", dan aku segera menyimpan 4 gulingnya untuk kubawa pulang. Sedikit berdebar" takut guling nya yang dipakai untuk lap ditanyakan. Sambil menunggu teman" lain, pandanganku tak lepas dari tumpukan kasur guling bantal yang sudah terkulai tanpa kapuk. Aku berharap semuanya dimasukkan ke dalam kantong sampah dan dilempar ke bak sampah, sehingga nanti malam aku bisa kembali untuk mengambil kantong sampah besar yang berisi kasur guling bantal, walau sudah dibongkar tanpa kapuk, tetapi tetap bisa kusimpan untuk dielus"kan pada ereksiku....... Ternyata semua kasur guling bantalnya dibuntel dengan kain lebar lalu dibawa masuk ke dalam rumah..... Arrrggghhhh..... jengkel sekali, kasur guling bantal yang sudah disiksa dengan disayat" dan dibongkar masih ingin disiksa lagi. Ternyata benar, memang semua kasur guling bantalnya masih mau disiksa lagi, kasur"nya akan dicuci bersih untuk alas meja gosokan, dan semua guling" dan bantalnya akan dicuci untuk lap atau kain pel didapur belakang, menurut informasi yang ku dapat dari pembantunya. Sunguh malang 'n tragis nasib kasur" guling" dan bantal"ku itu.....................
Sampai di rumah sambil mandi aku mencuci guling"ku, semuanya kotor kena noda darah dan baunya sangat amis sekali..... Dengan perlahan dan lembut aku mencuci ke 4 guling"ku itu, setelah kurendam dengan sabun detergen. Setelah bersih dan tidak amis, aku memeluk ke 4 gulingnya dan mengelus"kan ereksiku, sambil mandi aku menikmati puncak kenikmatannya.........
Ternyata keesokan harinya pekerjaan kelompok harus diulang kembali, karena hasil foto yang ku buat tidak fokus semua, wah pasti gara" kemarin tidak konsen waktu motret obyek binatang yang dibedah. Setelah jam sekolah kami kembali ke rumah teman kami, lagi"pemandangan yang mengerikan terjadi, semua kasur", guling", dan bantalnya sedang dijemur setelah dicuci. Yang mengerikan adalah semua kasur"nya sudah terbelah dua, sama sekali tidak ada yang selamat. Guling"nya pun mengalami nasib yang sama, semuanya telah dirobek tanpa bulatannya; dan bantal"nya hanya dirobek melebar saja. Lagi" aku ditegur salah seorang temanku karena diam tercekat melihat kasur", guling", dan bantal" yang melambai" tertiup angin.............
Hari ini kembali kulalui dengan kegundahan dan penyesalan karena tidak berhasil menyelamatkan kasur", guling", dan bantal"ku yang dibatai habis"an.......................... Saat kembali membuat tugas pembedahan, lagi" lap yang digunakan adalah sayatan guling tanpa bulatannya, 4 guling kembali digunakan untuk kain lap. Tapi sampai akhir tugas aku sama sekali tidak mempunyai kesempatan untuk menyimpan ke 4 guling tersebut, karena saat membereskan barang"nya dibantu oleh seorang pembantu temanku..........................
AAArrrrrgggghhhhhh...............

Senin, Juni 21, 2010

Kasur Di Rumah Seberang Di Bongkar

Pembantaian Babak Ke Dua
Sebuah kejadian yang mengerikan kembali terulang didepan ku, dan kejadiannya adalah di seberang rumah ku. Awalnya hanyalah sebuah ritual penjemuran dua buah kasur. Kasur yang di jemur adalah kasur merah jambu garis putih ukuran double dengan lebarnya 2 meter, dan sebuah kasur merah biru hijau abu" putih ukuran single, keduanya adalah kasur dengan motif langka. Dan kedua kasur itu adalah kasur yang sudah digunakan cukup lama, terlihat dari agak tipisnya 'n empuknya kedua kasur itu. Pemandangan kedua kasur itu menyita perhatianku, karena takut bila acara penjemuran kasur itu berubah menjadi acara pembantaian kedua kasur" itu. Ternyata yang ku takutkan benar" terjadi, seorang tukang kasur datang, 'n masuk ke rumah itu. Serpertinya memang sudah di pesan, karena sama sekali tidak terlihat negosiasi ongkos kerjanya. Tak lama kemudian keluar pembantu dengan menyeret 4 guling 4 bantal merah jambu garis putih dan 2 guling 2 bantal merah biru hijau abu" putih, semua guling bantalnya sudah sangat empuk 'n sedikit penyet. Tak lama kemudian tukang kasur itu menyeret kasur merah jambu garis putih ke teras garasi, lalu menginjak kasur itu berjalan ke tengah", berjongkok, dan menancapkan pisau cutternya di tengah" atas kasur merah jambu itu. Setelah itu langsung menarik cutternya dan merobeknya hingga bawah, kkkkrrrrreeeeekkkkk...... bunyi yang sangat memilukan ditelingaku, dan kasur merah jambu garis putih yang empuk serta halus itu langsung mengeliat" kesakitan. Aku tak tahan melihatnya, 'n tanpa sadar aku sudah mengalami ereksi yang luar biasa. Andai saja bisa, aku ingin berlari, kemudian terngkurap sambil menggesek"kan ereksi ku ke atas kasur kemudian menjepit pinggiran kasur itu sambil menekan"kan ereksi ku. Setelah disayat dari atas hingga bawah, kedua tukang kasur mengangkat mendirikan kasurnya, sambil itu diratakan, sambil menekan masuk kapuk yang berada dipinggiran luarnya. Sambil memegang pada kedua sisinya, tukang kasur kembali menyayat bagian belakang kasur dengan membedakan satu kotak dibelakang, kkkrrrreeeeekkkk...... luar biasa kejamnya kedua tukang kasur itu tanpa memperdulikan kasur merah jambu yg terus mengeliat" kesakitan, 'n tak lama setalah diletakkan kembali di lantai kasur merah jambu garis putih sudah tidak bergerak lagi. Kasur merah jambu seperti itu adalah kasur yang sangat kuidam"kan, ingin sekali memilikinya, ingin sekali bisa meniduri sambil tengkurap, menggesek"kan ereksi diatas kasur yang sangat empuk dan halus permukaan kulitnya. Begitu selesai memadatkan kapuk di kedua kasur merah jambu garis putih, tukang kasur itu menarik kasur merah biru hijau abu"putih, dan langsung mulai mengiris jahitan pinggir kasurnya, tanpa menghiraukan kasur merah biru hijau abu" putih yang menjerit" sambil mengeleliat kesakitan. Begitu jahitannya mulai robek, tanpa belas kasihan tukang kasur langsung merobek jahitan untuk mengeluarkan kapuknya, kkkrrrreeeeekkkkk....... kkkkrrreeekkkk..... lagi" terdengar bunyi yang menilukan hati. Begitu robekan dirasa cukup lebar, cutter langsung dimasukkan ke dalam kasur untuk memutuskan benang" tengah penahan kapuk, sehingga tukang kasurnya dengan mudah mulai menarik" keluar kapuknya. Kkkrrreeekk.. kkkrreeeekkkk.... bunyi robekan pada sisi kasur, hingga menyisakan robekan pada tiga sisi kasurnya. Akhirnya selesai sudah penyikasaan kasur merah biru hijau abu" putih, hingga kasur itu terkulai lemah tanpa kapuk, dan langsung dilemparkan ke pojokan garasi. Benar" pemandangan yang sangat memilukan, lagi" tanpa sadar aku mengalami ereksi yang luar biasa, tanpa terasa ada sedikit cairan yang membasahi celana ku. Kapuk dari kasur merah biru hijau abu" putih ternyata masih kurang untuk mengisi kasur merah jambu garis putih yang ke dua. Maka dengan tanpa belas kasihan, sang tukang kasur menarik satu guling merah biru hijau abu" putih yang menjerit karena ketakutan, dan dengan tanpa perasaan mencancapkan cutternya di jahitan tengah guling, lalu kkkkrrrreeeekkkkk.... cutter ditarik merobek guling dari atas hingga bawah, dan setelah robekannya terbuka lebar, langsung membalik gulingnya untuk mengeluarkan kapuknya. Selanjutnya sebuah guling yang sama mengalami nasib yang sama, tanpa memperdulikan jeritan 'n guling yang mengeliat" kesakitan, kkkkrrrreeeekkkkk....... Dua guling merah biru hijau abu" putih terkulai tanpa kapuk dengan robekan yg menganga sambil mengeliat" kesakitan. Sungguh sebuah pemandangan yang mengerikan, dan aku hanya bisa melihat dari balik pagar. Dan kapuk dari dua guling yang sudah empuk masih kurang, maka keempat guling merah jambu garis putih lah yang menjadi sasaran selanjutnya. Sambil berdiri, tukang kasur memegang guling 'n menginjak bagian bawahnya, lalu dengan sedkit membungkuk menancapkan cutter dan kkkkrrrreeeeeeekkkkk..... cutter ditarik sambil menegakkan badan. Guling merah jambu garis putih menjerit kesakitan dan langsung membalik gulingnya untuk mengeluarkan kapuknya. Ketiga guling merah jambu garis putih yang sudah empuk, penyet, dan sangat halus, mengalami nasib yang sama pula, kkkkrrrreeeekkkk...... semuanya dirobek dijahitan tengahnya, dan semuanya dirobek dari atas sampai bawah. Sudah 6 guling terkulai tanpa kapuk, tapi tukang kasur masih mengambil 'n mengumpulkan ke 6 bantalnya. Dan kembali dia menancapkan cutternya, kali ini di pucuk bantal, kkkrrreeeekkkk... dengan tanpa persaaan bantal itu dirobek sepanjang sisi panjangnya. Terus hingga 6 bantal dikeluarkan kapuknya. Tapi setelah sebuah kasur, 6 guling dan 6 bantal menjadi korban, ternyata kasur kedua belum cukup terisi. Karena dirasa tanggung, maka 2 buah guling oranye garis putih yg sudah sangat empuk 'n sedikit usang karena sudah dipakai cukup lama pun diseret keluar sambil menjerit" dan bantal oranye garis putihnya pun juga dikorbankan. Segera untun menyelesaikan pengisian kasurnya, maka si tukang kasur menancapkan cutternya pada kedua guling oranye garis putih yang ditumpuk sekaligus menembus keduanya, lalu kkkkrrreeekkkk.... merobek membelah bulatan kedua gulingnya. Dan langsung mengeluarkan kapuknya 'n bantalnya pun langsung dirobek pada sisi panjangnya. Setalah acara ritual pembedahan kasur guling bantal itu berakhir, kedua kasur merah jambu garis putih itu langsung dijahit pada sisi pinggirnya untuk menutup sayatan yang membelah kasurnya lalu dijemur kembali. Dan yang aku tunggu adalah semua kasur guling bantal yang sudah dibongkar, dimasukkan ke kantong plastik, lalu dibuang ke tempat sampah. Tapi harapan itu sirna karena semua kasur guling bantalnya dimasukkan ke dalam sebuah bak besar yang kemudian diisi penuh air. Setelah itu kedua pembantunya mulai mencuci kasur merah biru hijau abu" putih, disikat dan dibersihkan semua benang penahan kapuk tengah serta sampingnya. Yang menjengkelkan, setelah bersih kasurnya direntangkan, dan masing" pembantu memegang kedua sisinya, dan dengan tanpa dosa langsung membelah dua kasurnya, kkkkkkkrrrreeekkk... kasur yang masih masih basah itu langsung mengeliat" kesakitan sampai akhirnya diam tak begerak sama sekali. Dan kemudian dilanjutkan dengan mencuci semua guling" dan bantalnya. Setelah selesai semua kasur guling bantalnya dikeringakan dijemuran baju di teras rumahnya. Sungguh tragis nasib kasur gulng bantal itu, aku hanya bisa menamdanginya dari luar rumah tanpa bisa menyentuh atau memegang semuanya. Malam harinya ingin sekali menyelamatkan semua kasur guling bantal itu, tapi karena jarak ke pos jaga terlalu dekat sehingga aku hanya bisa memandanginya dengan perasaaan miris...........
Beberapa hari kemudian terlihat rumah seberang itu men-service mobilnya. Yang paling mengejutkan, lap yang digunakan adalah 4 guling, 2 guling merah jambu garis putih, guling merah biru hijau abu" putih, dan guling oranye garis putih. Melihat semua guling itu dipakai untuk membersihkan bagian" mesin, untuk lap tangan yang kotor oleh olie, tanpa sadar kembali aku mengalami ereksi yang luar biasa, sampai membasahi celanaku. Semua guling"ku sudah penuh noda olie, dan sangat mengenasan sekali. Sore harinya aku menunggu semua guling" ku itu digletakkan dan dibuang, ternyata semua guling" ku dibuat menutup bagian mesin dan kap mesinnya ditutup rapat. Geram, kesal, jengkel, semua perasaan itu bercampur jadi satu. Sampai keesokan harinya pekerjaan memperbaiki mobil dilanjutkan kembali. Siang harinya aku terkejut dengan bunyi kkkrrreeekkkkkkk...., dengan polosnya semua guling" ku itu dirobek jadi dua, krrrreeeekkkkk.... sebuah guling merah jambu garis putih dirobek setelah ditusuk obeng, ada yang dibelah dengan geegaji besi. Sore harinya penyiksaan guling" yang telah terbelah dua itu berakhir, dan tidak terlihat gerakan sama sekali pada semua guling" ku. Akhirnya semua guling" ku digletakkan tanpa belas kasihan. Dengan berdebar aku menunggu sampai semua montir dan pemilik mobil pergi, jangan sampai ada seorang yang iseng membakar semua guling" ku itu. Dan setelah semuanya pergi, langsung aku mengambil semua potongan guling" ku, membawa pulang dan langsung mencucinya. Cukup sulit untuk membersihkan bekas noda olie pada semua guling" ku. Dengan persaaan tidak karuan aku mulai mencuci guling" dan tanpa sadar aku sudah ereksi. Setalah merendam dengan sabun konsentrat dan menguceknya dengan sedikit kuat, akhirnya berakhir sudah ritual mencuci gulingnya. Setelah ku peras dan ku keringkan, ku bawa potongan" gulingnya ke kamar. Aku langsung mencium dan mengelus" guling" ku itu dengan sedih. Tanpa sadar aku sudah mengelus" kan guling" ku itu pada ereksi ku, dan aku menikmati kenikmatan sensainya.........

Selasa, Februari 23, 2010

Kasur Tetangga Sebelahku Dibongkar

Pembantaian Babak Pertama
Suatu pagi ketika sedang santai didepan teras rumah, padanganku tertuju pada sesuatu yang aneh. Pintu garasi tetangga sebelah rumah terbuka, dan ada suatu benda yang tidak asing dimataku, sebuah kasur tergeletak di lantai garasi. Sudah tentu akan mengundang kepanikan dan kegelisahan yang sangat hebat, apa lagi kasur tersebut terlihat mengeliat" kesakitan. Dugaanku pasti kasur sahabatku itu sedang dibongkar, kapuknya dipindah ke kasur yang baru. Karena penasaran dan kasihan, maka aku keluar rumah dan melihat dari dekat apa yang sebenarnya sedang terjadi. Akibatnya tepat didepan pintu pagar, terpaku dan tercekatlah ketika melihat sebuah pemandangan seorang ibu" sedang merobek kasur, kasur merah corak kembang yang sudah lumayan empuk sedang dibredel dan kapuknya dikeluarkan. Yang kejam, sang tukang kasur tanpa belas kasihan merobek kasur itu dijahitannya, krreeekkkk.... bunyi itu terasa sangat memilukan ditelingaku, karena bunyi itu akan diikuti dengan jerit kesakitan dari kasur itu. Saat itu aku mencoba masuk dan mendekat masuk ke garasi rumah itu. Bunyi sobekan demi sobekan yang semakin banyak menandakan semakin banyak pula kapuk yang dikeluarkan dari kasurnya itu. Dalam garasi itu masih tergeletak sebuah kasur lagi yang sama, merah corak kembang, kasur itu tergeletak dengan ketakutan yang luar biasa, dan hanya dia seorang yang bisa merasakan perasaan takut kasur sahabatnya itu. Akhirnya selesailah satu kasur terbongkar, dan kapuknya sudah habis dikeluarkan, dan kasur sahabatnya itu dirobek keliling 3 sisi. Sesaat si tukang kasur masih menarik" kapuk yang tersangkut di pinggiran kasurnya. Setelah itu dengan tanpa belas kasihan tukang kasur itu melempar kasurnya ke lantai.

Dan dengan tanpa dosa si tukang kasur kemudian manarik kasurnya yang satu lagi. Sudah pasti kasurnya yang satunya itu langsung menjerit" ketakutan. Kemudian dengan tanpa belas kasihan si tukang kasur mulai mengiris jahitan yang terdapat di pinggiran kasurnya itu. Dimata ku sebuah pemandangan yang mengenaskan, setelah diiris langsung dirobek lah kasurnya itu, krreeekkk.... sekali lagi jeritan yang memilukan terdengar. Setelah kasurnya itu robek, kebetulan pembantu rumah itu lewat, dan tukang kasur berbincang" dengan sang pembantu. Kesempatan tak akan aku lewatkan, aku segera menarik kasur yang sudah tanpa kapuk. Segera kucium dan ku elus", tapi kasurku itu sudah terkulai tanpa daya. Sesaat aku mendengar tukang kasur itu meminta kasur lain untuk kapuk tambahan. Dan sesaat pembantu itu masuk rumah dan kembali dengan menyeret sebuah kasur merah jambu garis putih, kotak bujur sangkar yang biasa digunakan di baby box. Kasur merah jambu itu langsung menjerit ketakutan melihat suasana di garasi itu. Kasur merah jambu itu langsung diserahkan untuk dibongkar, tukang kasur yang menerima segera mengiris jahitan yang terdapat dipinggiran kasurnya itu. Lagi" jetitan yang memilukan terdengar dan kasur itu langsung mengeliat kesakitan. Tetapi tukang kasur itu terus merobek dan merobek serta menarik kapuknya keluar dari kasur itu dengan kasar. Sampai akhirnya setelah dirobek keliling pada ketiga sisinya, tukang kasur membalik kasur keluar kasur itu untuk membersihkan sisa" kapuk pada pinggiran kasurnya sambil mengebut"kan kasurnya. Akhirnya terkulai sudah kasur kotak itu tanpa daya. Setelah itu kasur merah kembang yang tergeletak kembali ditarik dan dengan tanpa perasaan langsung merobek lagi kasur itu. Ia dapat mendengar dan merasakan jeritan kesakitan dari kasurnya itu dengan luapan ereksi yang luar biasa. Tanpa memperdulikan perasaannya dan kasur yang dibantai tukang kasur terus merobek dan merobek sambil menarik kapuk keluar dari kasur dengan kasar. Sampai akhirnya kasurnya itu sudah dirobek hingga keliling pada ketiga sisinya, kemudian kasur tersebut dibalik untuk membersihkan kapuk" yang tersisa. Setelah tukang kasur itu mulai memasukkan kapuk kedalam kasur baru, ternyata masih belum mencukupi untuk memenuhi kasur barunya. Kembali si tukang kasur mencari pembantu itu, kesempatan itulah yang langsung digunakannya untuk mengambil kasur kotak merah jambu garis putih, langsung dielus", dan diciuminya dengan perasaan yang sangat pilu, tanpa sadar ia mengelus"kan kasur itu ke ereksinya. Dia menangis 'n menjerit dalam batinnya meratapi nasib kasur"nya itu. Kemudian mengusap", mengelus" kasur merah kembang, akhirnya pembantu dan tukang kasur kembali ke garasi dengan menyeret 4 guling 4 bantal merah kembang, serta 2 guling 2 bantal merah jambu garis putih yang keenam"nya adalah guling dan bantal yang sangat empuk. Keenam guling bantal itu menjerit" ketakutan, apalagi setelah melihat tiga buah kasur telah terkulai di lantai tanpa kapuk dan dengan sayatan diketiga sisinya. Dia terpaku seperti disambar petir disiang bolong melihat guling" bantal" itu diseret ke garasi dan langsung dilempar ke lantai. Si tukang kasur langsung menarik guling merah kembang kemudian menancapkan cutternya di bagian bawah tengah jahitan langsung menyayatnya hingga sepanjang guling itu, guling itu langsung mengeliat kesakitan, dan dia hanya bisa memandanginya dengan ereksi yang luar biasa, kemudian membalik gulingnya untuk mengeluarkan kapuknya. Setelah menarik sebuah guling merah kembang lagi, langsung menyayat guling itu dari jahitan tengah atas hingga sepanjang guling itu. Satu per satu guling merah kembang disayat dengan cutternya, guling"nya itu menjerit, dan mengeliat kesakitan. Dengan perasaan bergetar dia memangku sebuah guling merah jambu garis putih yang sedang ketakutan, mengelus"nya, menciuminya, dan tanpa sadar ia menekan"an guling itu pada ereksinya yang sudah memuncak untuk memberi sedikit ketenangan pada guling itu. Begitu tukang kasur menarik guling merah jambu yang di lantai dan mulai menyayatnya, guling yang dipangkunya menjerit histeris, setelah tersayat sepanjang gulingnya, tukang kasur langsung membalik guling untuk mengeluarkan kapuknya. Nah karena guling tinggal tersisa yang dipangkunya, maka tukang kasur memintanya, guling itu menjerit" histeris. Dengan berat hati terpaksa dia menyerahkan guling itu untuk dibantai. Setelah dipegang tukang kasur, pisau cutternya langsung menancap di jahitan tengah bawah langsung disayat keatas, padahal bagian atas guling itu masih dipegangya. Dia tercekat saat melihat ditangannya guling disayat, setelah robek langsung dibalik untuk mengeluarkan kapuknya. Tukang kasur kembali sibuk untuk memasukkan kapuk dari keenam guling kedalam kasur baru. Dia mengambil guling merah jambu garis putih, membaliknya, mengelus", menciuminya dan menekan"kan, nengusap"kan guling itu pada ereksinya. Sebenarnya dia bisa untuk mengantongi guling itu tanpa diketahui tukang kasur yang sedang sibuk memasukkan kapuk. Tapi dia takut nantinnya si pembantu menanyakan bila guling merah jambu garis putihnya berkurang satu. Dia kembali memangku sebuah bantal merah jambu garis putih, dan tanpa sadar bantal itu sudah dielus"kan dan ditekan"kan pada ereksinya. Setelah selesai, giliran bantal"nya, sebuah bantal merah jambu garis langsung ditarik kemudian disayat dari salah satu sudut bantal melebar hingga sudut lainnya, dan kapuknya langsung dituang keluar. Satu persatu dengan diiringi bunyi kkkrreeeekkk, bantal" nya mengeliat dan terkulai tanpa daya. Dia kembali memangku guling merah jambu garis yang sudah tidak berisi kapuk untuk dielus"kan pada ereksinya.
Setelah kedua kasur barunya mulai dijahit lubang kapuknya, inilah saat yang paling menegangkan. Dia menunggu dengan berdebar" apakah semua kasur", guling", dan bantal"nya itu akan dibauang atau tidak. Harapannya adalah semuanya dimasukkan kedalam kantong plastik hitam besar, kemudian dilemparkan ke tempat sampah depan rumah. Sehingga malamnya dia dapat menyelamatkan semua kasur", guling", dan bantal"nya itu. Ternyata harapannya tidak terkabul setelah dia bertanya pada pembantu rumah itu bahwa ternyata kasur", guling" dan bantal"nya tidak dibuang, melainkan akan dipakai. Kasur"nya akan dibuat alas pada meja setrikaan, dan guling" bantal"nya mau dibuat lap serta serbet. Maka sedihlah hatinya karena tidak dapat mendapatkan kasur", guling" dan bantal"nya.

Kesokan harinya ternyata memang terbukti, ketiga kasurnya telah dibelah dua, dan guling" bantal"nya telah menjadi potongan kain persegi panjang. Potongan besar berasal dari guling dan potongan yang lebih kecil berasal dari bantal. Pemandangan itu sangat mebuat hatinya sangat menderita, dan itulah yang mengakibatkan semakin melekatnya dia pada kasur, guling, dan bantal, tanpa ada seorangpun yang menyadarinya.

Rabu, Januari 20, 2010

Pembantaian Masih Terus Berlanjut


Trauma di rumah sendiri
Akhirnya sampailah di Jakarta, dan si anak tetap membawa guling, kasur, dan bantal kesayangannya, yaitu sebuah kasur dengan corak garis merah kuning abu2x hitam yang sudah agak lembek, sebuah guling merah jambu ukuran sedang, dan sebuah bantal merah jambu polos. Semuanya turut serta sampai di Jakarta, dan kembali menemani saat2x tidurnya. Tapi walau begitu masalah pembantaian kasur guling bantal sahabatnya belumlah selesai. Ternyata tidak semua kasur sahabatnya yang di Surabaya dibongkar, tanpa disadari di dalam kamarnya ternyata masih tersisa 6 buah kasur, kasur merah jambu putih, kasur ungu merah jambu abu2x merah, kasur merah biru hijau abu2x, kasur merah biru kuning coklat, kasur merah kuning abu2x hitam, kasur merah putih abu2x hitam. Tapi tanpa disadari kasur merah biru hijau abu2x sahabatnya diambil oleh pembantu yang sadis itu. Kasur sahabatnya itu dibongkar sedikit2x diambil kapuknya untuk mengganti kapuk guling bantal dirumahnya, bila sudah kelihatan penyet atau kapuknya sudah mulai hancur. Pernah saat dia baru pulang sekolah, ia melihat kasur merah biru hijau abu2x sahabatku mengeliat2x kesakitan karena cara mengeluarkan kapuknya yang sangat kasar sekali, kapuk ditarik keluar secara paksa sehingga benang tengah penahan kapuk ikut tertarik, sehingga mengoyakkan dan menimbuklan lubang2x pada kasurnya. Di lantai sudah ada dua guling dua bantal merah putih garis yang sudah terisi padat. Yang membuatnya tercengang ternyata kapuk dari kasur sahabatnya itu akan dimasukkan ke dalam guling merah jambunya. Guling merah jambunya terkulai tak berdaya karena sudah tak terisi kapuk. Dia menjerit karena terkejut, tapi si pembantu yang kejam langsung menyuruhnya masuk rumah untuk ganti baju. Setelah selesai ganti baju dia langsung keluar dan mendapati gulingnya sudah terisi setengah, dia minta untuk tidak mengisi gulingku terlalu padat. Tapi pembantu kejam itu tidak menghiraukan tangisannya itu dan tidak mengiraukan jeritan kasurnya yang kesakitan karena ditarik2x sehingga badannya berlubang. Akhirnya selesai sudah acara menyiksa sahabat2xnya, dan semua guling bantal dijahit. Setelah selesai ia mengambil guling merah jambunya dan membawanya ke kamar. Ia memeluk, menciuminya dan mendekapnya erat2x, seakan meresakan sakitnya karena dibongkar. Malamnya tanpa disadari ia tidur sambil memeluk dan menjepit erat2x gulingnya, sehingga ia merasakan sensasi bercinta dengan guling, sampai pada puncaknya. Beberapa kali saat gulingnya mulai empuk dia merasakan ketakutan yang luar biasa, krn saat guling merah jambu itu mulai lembek dan penyet adalah saat dimana dia dapat merasakan sensasi bercinta yang luar biasa dengan gulingnnya. Sampai satu saat pulang sekolah dia tidak mendapati guling bantal kesayangnnya di atas tempaat tidur, dan menemukan sebuah guling merah jambu garis putih yang ukurannya lebih besar dan tidak terlalu padat. Ia mencari2x dengan perasaan takut yang luar biasa, dengan tanpa berani bertanya kepada siapapun kemana gerangan guling kesayangannya itu. Dia mencarinya ke tempat pembuangan sampah di belakang kompleknya, dan dia menemukan gulingnya tergeletak di tempat sampah. Beruntung gulingnya itu tidak tertimbun sampah dan kotor. Malam harinya ia mengambil gulingnya, mebawa ke kamarnya, dia menciumi, memeluk, dan mendekap erat2x gulingnya. Pagi harinya ia menyimpan gulingnya agar tidak ketahuan. Sampai suatu waktu tanpa diketahuinya, ternyata gulingnya itu ditemukan oleh pembantu kejam di sela2x tumpukan kasur sewaktu akan mengambil kasur merah biru hijau abu2x untuk diambil kapuknya. Sepulangya dari sekolah ia terkejut mendapati satu kasur berkurang dan itu adalah tempat dia menyembunyikan guling kesangannnya. Kali ini dia tidak menemukan gulingnya di tempat pembuangan sampah. Dan beberapa hari kemudian tanpa disenganja ia menemukan gulingnya sudah berbentuk kain persegi panjang dibuat kain pel. Ia mengambil dan membawanya ke kamarnya, ia menangis sambil memegang dan memeluk gulingnya. Mulai saat itulah ia mulai bisa menerima guling merah jambu garis putihnya, dan mau bercinta dengannya.

Walau sebenarnya kasur2x merah putih abu2x yan dibawa dari Surabaya tidak ingin dijadikan dengan diisi kapuk yang dibongkar dari semua kasur sahabat2xnya, namun rasa bencinya terhadap semua kasur2x itu masih tersisa. Tapi setelah beberapa lama kemudian, dia bisa menerima bahwa itu bukan sepenuhnya kesalahan para kasur2x itu. Ia mulai mau menyentuh, mengusap2x, dan meniduri kasur2x itu. Apalagi saat sebuah kasur dirumah itu milik adiknya yang dibilang sudah patah dan tidak bisa dipakai, padahal sebenarnya bukan patah, melainkan kapuk pada bagian tengah kasur yang bergeser. Dengan tanpa belas kasihan si tukang bantai menyeret kasur merah putih abu2 dan kasur merah coklat abu2 milik adinya ke garasi. Dia mengikuti ke garasi dan bertanya "Mau diapain kasur2 nya ?" "Mau dipendekin biar bisa sama panjang" Dengan polos dan tanpa memperhatikan kedua kasur sahabat si anak yg sudah menjerit2 ketakutan, si pembantu meratakan panjang kedua kasur itu. Kasur merah putih abu2 terlentang di bawah, kasur merah coklat abu2 terkurap diatasnya,dan panjang kasur merah coklat abu2 tepat di posisi leher kasur merah putih abu2. Kemudian dengan enaknya si pembantu menancapkan pisau ke pinggirannya dan mulai memotong kasur merah putih abu2 tepat melewati lehernya. Jelas dimata si anak kasur merah putih abu2 sahabatnya itu mengeliat2 sampai begitu bagian atas putus, tak lama setelah itu selesai sudah.... kasur merah putih abu2 sahabatnya sudah dibantai...... si anak melihat sambil tanpa sadar ia mengalami ereksi yang luar biasa, dan menangis dalam hati. Sedangkan kasur merah coklat abu2 yg kemudian diangkat, menjerit2 histeris karena kasur dibawahnya dibantai dengan dipotong di bagian leher. Setelah itu kapuk di potongan kasur merah putih abu2 dikeluarkan dan dimasukan ke karung. Kasur merah coklat abu2x digulung, digulung dan lalu dimasukkan ke kamar si anak, tapi diletakkan di barah ranjang. Ingin sekali si anak meniduri dan bercinta dengan kasur itu, tapi rasa takut ketahuan melebihi perasannya itu. Sehingga si anak hanya bisa membuka sedikit pembungkus plastiknya, mengusap2 dan mengelus2x kasur itu sambil menangis. Tanpa disadari, sedikit demi sedikit kapuk kasurnya terus berkurang, dan setiap dia melihat kasurnya semakin memendek. Ia hanya bisa mengusap2 dan mengelus2x kasurnya itu. Kemudian kasur itu menghilang entah kemana, sampai suatu saat ketika mencari kaus kaki di meja strikaan, tanpa sengaja ia menemukan kasur kesayangannya sudah menjadi beberapa potongan2 kecil. Ia memegang dan menangisi kasurnya yang terpotong2. Akhirnya si anak mengetahui bahwa kasur2 kesayangannya itu dibuat menjadi pembalut oleh pembantunya yang kejam. Jadi setiap persedian pembalut berupa kasur yang dibantai mulai habis si pembantu akan segera mencari2x kasur kesayangan si anak untuk dibantai dan dijadikan pembalut. Jadi bila setiap ada guling bantal yang menggembung padat dan dijemur, pasti guling bantal itu habis dipadati kapuk yang dikeluarkan dari kasur2nya.

Melihat kasurnya yang tersisa tinggal dua, maka si anak memindahkan kasur merah muda garis putih ke ranjangnya. Ia menumpukkan kasur merah muda garis putih itu ke atas kasur merah kuning garis abu2 hitamnya. Segera ia naik ke kedua kasur itu dan bercinta dengan kedua kasurnya itu. Kedua kasurnya itu sangat empuk, halus, dan sudah mulai lembek. Sehingga si anak bisa menjepit sisi kasurnya yang empuk itu di paha, dan menekan2 kan burungnya, si anak bercinta sambil menangis karena dari enam buah kasur di kamar itu sekarang tersisa 2 buah, dimana 4 buah kasur kesayangannya sudah habis dibantai oleh pembantunya untuk dijadikan pembalut. Karena kejadian demi kejadian yang mengerikan di mata sang anak, maka si anak semakin melekat dan semakin tidak terpisahkan dari kasur2, guling2, dan bantal2 nya. Ia semakin mencintai semua sahabatnya itu. Bahkan dengan kasur merah kuning garis abu2 hitam dan kasur merah jambu garis putihnya si anak terus menikmati sensasi bercinta baik dengan kasur2nya, guling dan bantalnya. Sampai suatu hari ketika sang anak selesai bergumul, sambil bercinta dengan kasur, guling dan bantalnya, tanpa disadari dibadannya banyak menempel debu kapuk, dan hal itu dilihat oleh ibunya. Karena banyaknya debu kapuk yang menempel, maka ibunya memerintahkan untuk membuang semua kasur2, guling dan bantal si anak. Dia terkejut bukan main sambil berusaha membersihkan debu kapuk yang menempel sambil beralasan kalo dia akan memakai kembali sprei, sarung guling dan sarung bantalnya kembali. Karena selama ini dia tidak memakai sprei, sarung guling dan bantal. Hal itu untuk memudahkan bila saat tidur dia ingin bercinta dengan kasur guling dan bantalnya. Tapi ibunya tidak mau mendengarkan alasannya dan tetap bahwa besok semua kasur, guling dan bantalnya harus dibuang. Malam harinya adalah malam yang paling mengerikan, dimana itu adalah saat terakhir kalinya ia tidur dengan kasur guling bantalnya. Ia menangis sambil bercinta dengan kasur, guling dan bantalnya, ia menciumi satu persatu kasur guling dan bantalnya dengan perasaan yang sangat takut. Ia larut dalam kesedihan sampai tertidur, dan saat bangun keesokan harinya, ia tidak ingin meninggalkan kasur, guling dan bantalnya. Tapi karena harus berangkat sekolah, maka iapun harus bersiap2. Setelah mandi, dan ia masih meniduri kasurnya sambil mengusap2x kasur guling dan bantalnya. Ia berangkat dengan perasaan gundah, ia melihat bahwa kasur, guling dan bantalnya menangis ketakutan karena akan berpisah dengannya. Sesampainya kembali di rumah, ia mendapati ranjangnya telah kosong, kasur merah kuning garis abu2 hitam, kasur merah jambu garis putih, guling merah jambu garis putih dan bantal merah jambu kembang putihnya sudah tidak ada lagi. Sebagai gantinya di lantai telah terhampar sebuah kasur yang terbungkus dengan sprei, sebuah guling dan bantal. Setelah berganti baju ia menyibakkan sprei kasurnya, ternyata masih ada kasur merah putih garis abu2 yang tersisa, untungnya kasur itu sudah tidak terlalu keras, lalu ia coba membuka sarung gulingnya, ternyata guling merah jambu garis putih sama dengan gulingnya yang dibuang, dan bantalnya adalah bantal merah putih garis abu2 yang ternyata adalah potongan kasur merah putih abu2 yang kemarin dibantai. Ia segera keluar kamar dan mencoba mencari semua sahabatnya, ternyata semua kasur guling bantalnya masih ada di kamar kosong, diletakkan di atas meja ping pong. Ia segera mengelus2 semua sahabatnya dengan ereksi yang luar biasa, ia memeluk erat gulingnya dan menjepitnya dipaha, kemudian ia menjepit bantalnya, dan terakhir ia menarik kasurnya sedikit turun untuk bisa memeluk kasurnya satu per satu. Kasur guling bantalnya terlihat menangis ketakutan dan ia coba untuk tetap mengelus2 semuanya. Ia masih untuk mencoba bernegosiasi dengan ibunya agar kembali diperbolehkan memakai kasur guling bantalnya yang lama. Tapi sang ibu tanpa mau memperdulikan kondisi dan perasaan anaknya yang sudah lama sangat menyayangi kasur guling dan bantal, tetap melarang dengan keras. Malamnya, setelah semua orang rumah tidur, si anak kembali ke kamar kosong, untuk menengok kasur guling dan bantalnya, dan kemudian setelah menurunkannya dari meja, ia langsung tengkurap dan meniduri kasurnya dengan rasa rindu yang luar biasa. Ia bercinta kembali dengan kasur2 nya, guling dan bantalnya. Keesokan harinya setelah pulagn sekolah semua sahabatnya sudah tidak ada lagi, semuanya sudah dibuang entah kemana. Ia mencoba mencari dengan berkeliling komplek dan ke tempat pembuangan sampah di belakang komplek, tapi tetap tidak menemukannya. Trauma kehilangan sahabat2 terus mengakibatkan luka yang mengakibatkan ia semakin melekat dengan kasur, guling, dan bantalnya.

Selasa, Agustus 25, 2009

Kembali Terulang Didepan Mata

Mengapa harus terjadi lagi.........
Belum lama kejadian di rumahnya, di suatu hari sewaktu si anak sedang bermain dan bercanda dengan teman sebaya tetangganya, dia melihat kasur, guling, dan bantal di rumah itu sedang dijemur. Kembali trauma dan ketakutan si anak muncul tanpa disadarinya. Sambil ngobrol dan bercanda si anak mengawasi semua sahabatnya yang sedang dijemur. Ternyata yang dikuatirkan benar2x terjadi, seorang tukang kasur dipanggil dan melangkah masuk kerumah tetangganya. Setelah terjadi tawar menawar ongkos kerja dan harga kasur barunya, maka si tukang kasur bersiap2x untuk membongkar kasur yang tadinya sedang dijemur. Tidak ada yang tahu dan mengerti apa yang dirasakan si anak, ia melihat kasur, guling2x, dan bantal2xnya menjerit ketakutan. Kali ini sahabat2x yang menjadi korbannya adalah sebuah kasur yang lebarnya kurang lebih 160 cm, 6 buah guling, dan 5 buah bantal. Pertama2x si tukang kasur menggelar kasur baru yang masih belum berisi kapuk, kemudian setelah siap kasur yang dijemur ditarik dan mulailah si tukang kasur menyayat sisi atas kasurnya, lalu setelah jahitannya tersayat, ggrreekkkkk......... Tukang kasur itu menyobek kasur itu sepanjang lebar kasurnya, kemudian mengeluarkan kapuknya dengan memutuskan semua benang tengah penahan kapuknya. Dia melihat kasur sahabatnya mengeliat2x kesakitan dan ia hanya terpaku dengan perasaan takut. Dia mencoba bertanya kepada temannya, “Apakah yang dibongkar itu kasurmu ?” “Bukan kok”, jawab temannya. “Trus gulingmu ada yang ikut dibongkar ?” “Nah kalau guling ada, yang ini nih punyaku.” Si anak bingung kok gulingnya mau dibongkar, tapi kok girang sekali. Ternyata kegembirannya itu disebabkan karena nanti temannya akan dibelikan guling baru.
Yang menakutkan, seorang perempuan muda di rumah itu tidak sabar ingin membantu si tukang kasur agar pekerjaannya cepat selesai. Dia mengambil sebilah pisau, lalu mulai menyayat guling2xnya satu per satu, setelah menyayat jahitan dan terbuka langsung disobek, krreeeekkk......... lalu segera mengeluarkan kapuknya. Satu per satu pula guling2x sahabatnya mengeliat2x kesakitan. Setelah semua guling tergeletak tanpa kapuk, tiba giliran bantal2xnya yang dibongkar kemudian kapuknya dikeluarkan.
Tidak lama selesailah acara membongkar kasur, guling, dan bantalnya, kemudian semua kasur, guling, dan bantal yang sudah terkulai tidak berdaya dimasukkan kedalam sebuah bak besar lalu direndam air hingga semalaman.

Keesokan harinya kakak perempuan anak tetangga itu mulai mencuci kasur, guling, dan bantalnya. Sang kakak perempuan memulai dengan menyayat jahitan bulatan guling2xnya, sehingga yang tersisa hanyalah selembar kain persegi panjang. Setelah semua gulingnya selesai dilanjutkan dengan menyayat dan membelah bantal2xnya menjadi dua bagian. Terakhir adalah si kakak perempuan mulai mencuci kasurnya dengan membersihkan semua benang2x tengah serta benang samping penahan kapuk. Dan karena ukuran kasurnya cukup lebar, maka sang kakak perempuan berteriak memanggil pembantunya untuk dibantu membelah dua kasur itu, kemudian kkrreeeeeekkkk......... kasur itu mulai terbelah dua.Pemandangan itu sangat mengerikan di mata si anak, ia melihat semua sahabatnya menjerit dan menggeliat kesakitan saat disayat dan dibelah. Tidak ada yang pernah tahu dan mengerti bila pemandangan itu semakin menambah dalam trauma si anak yang membawa akibat semakin eratnya ikatan batin si anak dengan benda2x yang bernama kasur, guling , dan bantal.

Minggu, Agustus 23, 2009

Dua Hari Yang Menakutkan

Tiba saatnya hari pembantaian......
Kejadian ini bermula ketika si anak sedang bermain dengan salah seorang pengasuhnya, kemudian si pengasuh mengatakan, "Nanti kalau kamu pindah ke Jakarta, semua kasur, suling, dan bantal di rumah akan diganti kulitnya." Seketika itu juga si anak seperti tersambar petir disiang hari bolong, mengganti kulit kasur, guling, dan bantal berarti mengganti semua sahabatnya, atau semua sahabatnya akan dibongkar, dan diganti dengan yang baru. Yang lebih parahnya lagi, tidak seorangpun di rumah itu yang mengetahui perasaan si anak, baik para pengasuhnya ataupun orang tuanya. Si anak sangat gelisah dan ketakutan bila harus berpisah dengan kasur, guling, dan bantal yang selama ini menjadi sahabatnya. Sahabat yang selalu menemani dalam kesendirian, maupun dalam kesedihan. Setelah pembicaraan itu hari2x si anak dilewati dengan penuh ketakutan, kecemasan, dan kegelisahan, hal itu disebabkan karena dia tidak tahu bagaimana cara menyelamatkan dan harus disembunyikan dimana para sahabatnya agar dapat lolos dari pembantaian.

Tambah hari tambah cemas dan bingung, sampai suatu hari dia menemukan segulung besar kain kasur baru tergeletak di atas meja di ruang keluarga. Melihat gulungan kain kasur baru itu, tambah kacaulah perasaan si anak, ia bertambah panik karena itu tandanya bahwa saat2x pembantaian para sahabatnya sudah semakin dekat. Tidak lama setelah itu tumpukan gulungan kain kasur barunya menghilang entah kemana, dan itu membuat sedikit lega perasaan si anak, dan ia tidak berani menanyakan kemana perginya gulungan kain kasur itu menghilang. Ia berfikir mungkin penggantian kain kasur, guling, dan bantalnya tidak jadi. Ternyata dugaan si anak salah, menghilangnya gulungan kain kasur itu bukan berarti batalnya penggantian kain kasur, guling, dan bantal, melainkan dibawa oleh tukang kasur untuk dijahit menjadi kasur baru. Beberapa hari kemudian si anak menemukan tumpukan kasur baru yang belum terisi kapuk, ada sekitar 35 lembar kasur baru. Penemuan itu mengundang kembali perasaan takut yang sudah mulai tersingkir, si anak langsung berlari ke lantai 2 menuju kamar yang isinya para sahabatnya kasur, guling, dan bantalnya. Ia menangis sejadi2xnya karena takut kehilangan mereka. Ia memeluk dan mengelus2x kasur2x, guling2x, dan bantal2xnya.

Suatu pagi, si anak mendengar barang dijatuhkan, gedeeebuukkk..... Didalam kamar si anak terkejut, jangan2x itu adalah bunyi kasurnya dijatuhkan kebawah, dan ia segera berlari keluar kamarnya. Dan benar is melihat pembantunya sedang melemparkan kasur2xnya kebawah. Dengan santai dan tanpa perasaan si pembantu terus melemparkan satu per satu kasur2xnya kebawah, kemudian salah satunya tidak langsung jatuh kebawah melainkan tersangkut disebuah palang besi, krreeeekkkk..... kasur itu robek hampir sepanjang kasur itu. Si anak membanyangkan kasur itu mengeliat kesakitan karena robeknya cukup panjang. Ada kurang lebih 20 buah kasur yang tergeletak dan bertumpuk dibawah, si anak langsung berlari kebawah, langsung bergulung2x sambil mengelus2x kasur2xnya. Yang paling mengenaskan ia tidak dapat menurunkan kasurnya yang tersangkut di palang besi dan ada satu kasurnya yang salah satu sisinya masuk keselokan, dan segera dengan hati miris ia menarik kasurnya keluar dari selokan. Ketika sedang bergulung2x dan mengelus2x kasur2xnya sambil menangis, ibunya memarahi dan melarang si anak bergulung2x diatas kasur karena kotor serta banyak debu. Dengan sedih dan menangis ia kembali berlari keatas kekamar dimana ia bisa menangis dengan para sahabatnya. Ia juga takut kalau kasur2x, guling2x, dan bantal2x di kamar itu ikut dibongkar. Setelah puas menagis dan bergulung2x, ia kembali turun dan mendapati tumpukan kasurnya sudah berkurang. Ia juga melihat kalau kasur yang nyangkut, bukan diturunkan melainkan dengan enaknya ditarik, krreeeeekkkk.... Bunyi itu membuat hati si anak bagai teriris2x. Dalam bayangan si anak kasur sahabatnya itu mengeliat kesakitan, kemudian dengan menumpuk beberapa kasur diatasnya, tukang kasur itu menyeret keluar kasur2x itu. Ingin si anak mengikuti tukang kasur itu keluar ke teras depan rumah, tapi dilarang oleh pengasuhnya, dan diancam akan dilaporkan ke ibu bila ia melawan. Saat pengasuhnya lengah, ia segera menyelinap keluar ke teras depan rumahnya, ternyata pemandangan di teras depan sangat mengerikan, ia melihat abang tukang kasur menginjak2x kasurnya yang mengeliat ketakutan; berjongkok, kemudian menancapkan pisau ke kasurnya, dan akhirnya kkrrreeekkkk...... kasurnya disayat dari atas hingga bawah tanpa belas kasihan. Setelah kasurnya robek, langsung si tukang kasur mengeluarkan kapuknya dengan memutuskan semua benang tengah penahan kapuknya. Setelah selesai, tukang kasurnya menarik sebuah kasur lagi dan melakukan hal yang sama, si anak kebingungan harus berbuat apa, ia hanya berdiri terpaku melihat para sahabatnya di bantai. Tidak lama si pengasuh menariknya kedalam, tanpa memperdulikan apa yang dirasakan si anak. Saat ada kesempatan lagi, si anak kembali menyelinap keluar ke teras depan rumahnya, dan pemandangannya masih sama, tukang kasur tanpa perasaan sedang mengeluarkan kapuk dari sebuah kasurnya. Dalam bayangannya si anak melihat kasur sahabatnya itu mengeliat sambil menjerit kesakitan, kembali si anak hanya bisa diam terpaku bagai patung. Sore harinya, selesailah babak pertama pembantaian, dan saat ia mencari kasur2x yang sudah dibongkar, ternyata dia menemukannya semua kasur2x didekat pintu keluar garasi. Ia hanya berdiri terpaku diatas diatas kurang lebih 20 buah kasur sambil mengelus2x kasur2xnya dengan kakinya. Ingin sekali ia berbaring, bergulung2x sambil mengelus2x kasurnya yang sudah tanpa kapuk. Tapi perasaan takut ketahuan oleh orang tuanya dan oleh pembantu atau pengasuhnya. Perasaan iba melihat kasur2xnya dibantai melawan rasa takut dimarahi oleh orang tuanya. Sungguh perasaan itu sangat menyiksa sang anak. Sebagai efek sampingan, dalam tidur malamnya ia bermimpi melihat kasur2x sahabatnya menjerit2x kesakitan saat disayat dengan pisau, dan si anak menangis tersedu2x sedih melihat keadaan para sahabatnya.

Keesokan harinya kembali bunyi geeedebuuukk......... berulang2x, tandanya semua sisa kasur2xnya kembali dilemparkan kebawah untuk dibantai, dibongkar dikeluarkan kapuknya. Pada hari keduanya tidak ada kesempatan sama sekali untuk si anak keluar ke teras rumahnya. Dari balik jendela di ruang tamu, dia hanya mendengar suara kkrreeekkkk........ kasur disayat dan dirobek dengan pisau. Benar2x tidak terbayangkan apa yang dirasakan si anak. Mau menangis, menjerit, mau marah2x tapi tidak dapat diwujudkan karena takut dengan ibunya. Malamnya tumpukan kasur2xnya yang sudah tanpa kapuk bertambah banyak karena hari ini ditambah lagi sisa kurang lebih 20 buah kasur lagi. Dan lagi2x saat sudah berdiri diatasnya dia hanya terpaku, sambil menginjak2x dan mengelus2x kasur2xnya dengan kaki. Mau duduk kemudian berbaring diatas kasur2xnya takut ketahuan baik oleh pengasuh atau oleh ibunya. Kemudian si anak teringat dengan kasur, guling, dan bantalnya yang berada di kamar kosong, segera ia berlari keatas, dia terkejut karena kamar itu sudah kosong, 3 kasur, 5 guling bantalnya sudah tidak ada lagi disana. Kembali si anak diam terpaku sambil meratap karena kehilangan semua sahabatnya. Malamnya saat si anak tidur, ia kembali bermimpi para sahabatnya menjerit2x kesakitan saat disayat dan dirobek dengan pisau, dan ia tidur sambil menangis tersedu2x.

Sampai beberapa hari kasur2xnya masih tetap bertumpuk dipintu garasi rumahnya. Dan beberapa hari itu juga tumpukan kasur2xku itu selalu diijnjak2x oleh siapa saja yang keluar masuk melalui pintu garasi. Si anak tidak bisa berbuat apa2x melihat kasur2xnya yang berada paling atas tambah lama tambah kotor. Akhirnya suatu sore semua tumpukan kasur2xnya menghilang, tak tersisa satupun, yang ada hanya kapuk2x yang berceceran. Sebenarnya dia tau kemana kasur2xnya dibawa, oleh siapa lagi kalo tidak perbuatan si pengasuh yang merangkap pembantu rumahnya. Segera dia berlari ke lorong belakang tempat mencuci baju, benar saja ternyata pintunya terkunci, berarti semua kasur2xnya ada didalam tempat cucian. Suatu hari si pembantu lupa mengunci lorong cucian, dan saat si anak menyelinap masuk, ternyata beberapa kasurnya sudah disayat dilebarkan, dicuci dan di jemur. Sisanya tetap bertumpuk dipojokan lorong. Dan kasurnya yang terinjak2x dan kotor, sudah disayat2x dan dipotong menjadi 4 bagian menjadi keset di lorong cucian. Ingin rasanya memarahi dan memukuli si pembantu, tapi tidak berani, hanya kebencian semakin bertambah2x kepada si pembantu.

Kemudian hari2x si anak dipenuhi dengan kejutan2x saat beberapa kasurnya ditemukan tergeletak, baik dijadikan lap didapur, keset didepan kamar mandi, dibuat mengepel lantai, dibuat tatakan gosokan, maupun tatakan pispot kamarnya. Memang si anak berhasil mendapatkan beberapa kasurnya setelah dicuci dari ibunya dengan alasan untuk alas saat bermain di lantai. Tapi hal itu tidak berlangsung lama, karena si pengasuh pasti mengambilnya dan tidak mengembalikannya bila dia lupa membereskannya setelah ia bermain.

Selasa, Agustus 04, 2009

AWAL MULANYA..........

GULINGKU SAYANG GULINGKU MALANG.......
Mulanya berawal ketika seorang anak yang mulai beranjak dewasa, yah kisaran umur 5 tahun. Saat itu sang anak harus menerima kenyataan bahwa ia dilahirkan di keluarga dengan kedua orang tua yang sibuk bekerja. Apalagi kedua orang tua sang anak adalah pasutri yang tergolong masih muda, dimana mereka harus bekerja keras untuk memenuhi kebutuhan keluarganya. Seiring dengan kebutuhan kedewasaan sang anak, ia membutuhkan teman untuk berinteraksi, diajak bermain, diajak bercerita, dan seseorang yang dapat memberikan perhatian ke sang anak. Sedangkan kedua orang tua sudah pergi disaat sang anak masih terlelap tidur, dan begitu pula saat kedua orang tuanya pulang kembali sang anak sudah terlelap tidur.

Sampailah pada batasnya, bahwa kebutuhan sang anak untuk mempunyai teman yang dapat diajak bercerita dan seseorang yang dapat memberikan perhatian akan perkembangan mental serta kejiwaan sang anak. Dan akhirnya sampailah pada suatu batas dimana kebutuhan sang anak tidak dapat dibendung lagi. Sang anak mempunyai kebiasaan menyendiri dalam sebuah kamar, dimana dalam kamar tersebut terhampar 4 buah kasur ukuran single dan kurang lebih 10 buah guling dan 10 buah bantal, yang semuanya terbuat dari bahan kulit kasur kualitas no 1, sehinggga permukaan kasur tersebut sangat halus walau tanpa sprei. Sang anak mempunyai kegemaran berguling2x diatas kasur dan bermain2x dengan para guling bantalnya. Dari yang hanya berguling2x dan bermain, lambat laun sang anak menemukan dua-tiga guling yang kemudian menjadi guling favoritnya, akhirnya jadilah sang guling2x tersebut menjadi teman berceritanya. Dari hanya sekedar permainan susun menyusun guling bantal, akhirnya sampailah pada permainan dimana sang anak menganggap bahwa sang kasur, guling dan bantal tersebut adalah sosok yang hidup, yang dapat diajak berinteraksi. Terkadang terlihat sang anak sedang asyik bercengkrama, dan berbicara baik dengan gulingnya, kasurnya, atau dengan bantalnya. Apapun yang dialami baik perasaan gembira maupun kesedihan sang anak tidak pernah diceritakan pada baik pada kedua orang tuanya maupun keseorang pembantu yang menjadi pengasuhnya, tapi dicurahkan dan diceritakan ke para sahabat di dunia mayanya. Walau sang anak memiliki seorang pengasuh, tapi kedekatannya tidak bisa disamakan kedekatannya dengan para kasur, guling, dan bantal yang telah menjadi sahabat di dunia mayanya. Hal itu tidaklah aneh karena sang pengasuh juga merangkap pembantu di rumah itu, sehingga tidak dapat memberikan perhatian yang maksimal kepada sang anak. Kedekatan sang anak pada guling, kasur dan bantal tersebut sudah melewati ambang batas mormal, dan hal itu tidak diperhatikan sama sekali baik oleh orang tua maupun pengasuhnya. Sang anak telah benar2x menganggap baik guling, kasur dan bantalnya tersebut adalah sosok yang hidup, yang bisa membuat perasaannya bahagia, nyaman, dan terlindungi.

Suatu hari sang anak mendapati 2 buah guling sabahatnya menghilang dari kamar tersebut. Perasaannya kalut, bingung, dan sedih karena kehilangan sahabatnya. Dengan perasaan sedih dia menceritakan perasaannya kepada para sahabatnya yang masih tersisa. Akhirnya dengan berat hati sang anak mengambil guling dari kamar sebelah untuk melengkapi formasi sahabat dunia mayanya. Yang lebih menyedihkan lagi keesokan harinya dia mendapati dua guling sahabatnya di jemuran baju dengan kondisi sudah terbelah menjadi sepotong kain persegi panjang, dan dalam keadaan basah. Sang anak hanya tercekat melihat pemandangan itu, dimana dia mendapati dua sahabatnya sudah tidak bernyawa lagi, karena sudah tidak berbentuk guling. Kemudian dia berlari ke atas, masuk kekamar yang berisi para sahabatnya dan kemudian menangis sejadi2xnya tetapi tanpa bersuara, sambil menceritakan nasib dua sahabatnya yang sudah dibelah dan sudah tak benyawa lagi. Mereka tenggelam dalam perasaan duka yang mendalam atas meninggalnya dua sahabat mereka.

Keesokan harinya sang anak memberanikan diri bertanya ke pengasuhnya, "Kenapa kok gulignya dibelah seperti itu ?"
Dengan ringannya dan tanpa dosa pengasuhnya menjawab, "Iya memang gulingnya sudah gepeng dan jelek makanya dibelah buat lap." Padahal setahu sang anak, guling tersebut belum jelek dan tidak gepeng, tapi kok dibelah juga dan dibuat kain lap. Dan memang kondisi guling tersebut tidak seburuk seperti kata pengasuhnya.

Sejak saat itulah hubungan persabahatan dunia maya sang anak dengan guling, kasur, dan bantal makin bertambah erat, bahkan semakin mendalam. Karena sang anak benar2x menganggap hanya merekalah sahabatnya dan yang menjadi tempat curahan hati sang anak. Tanpa disadari pula mulai tersemailah butir2x kebencian yang mendalam terhadap sang pengasuh, krn dianggap merenggut satu2xnya teman dalam kehidupannya.
Kebiasaan pengasuhnya tersebut ternyata terulang kembali, dimana suatu hari sang anak kembali kehilangan dua guling kesayangannya, dan kali sang anak sudah menduga kemana hilangnya dua guling kesayangannya tersebut. Ternyata memang benar, keesokan harinya, dua guling kesayangannya kembali tersampir dijemuran dengan keadaan sudah terbelah. Kepedihan dan kebencian sang anak menjadi semakin mendalam. Apalagi selang beberapa waktu kemudian terulang lagi untuk ke tiga kalinya.

Suatu hari sang pengasuh meminta bantal sang anak dengan alasan akan diperbaiki. Nah kali ini memang bantal si anak kondisinya sudah kurang layak pakai, karena sudah terlukis keindahan kepulauan seribu oleh karena keringat dengan campuran iler dan kondisi kapuknya yang sudah hancur sehingga terlihat sangat penyot. Tapi bagaimanapun bantal itu adalah benda kesayangan si anak. Tanpa mempedulikan rengekan dan isakan tangis sang anak si pengasuh tetap memaksa meminta bantal tersebut dan berjanji akan mengembalikannya bila sudah selesai diperbaiki. Jadilah si anak memakai bantal pengganti yang sudah pernah dipakai sehinggga tidak terlalu keras.
Satu hari, dua hari, tiga hari, bahkan sampai seminggu, setiap si anak meminta bantalnya, selalu dikatakan belum selesai diperbaiki. Sampai suatu hari si anak mendapati bantal kesayangannya tergeletak di lantai dapur dengan kondisi yang sangat kotor karena sudah menjadi lap. "Kok bantalku dibuat lap sih, katanya mau dibenerin ?" "Bukan, itu bukan bantalmu kok !" Tapi sang anak sudah mengenali bantal kesangannya, dan berlari ke kamar menumui para sahabatnya kemudian menangis tanpa suara.

Selang beberapa lama kemudian, sang pembantu meminta guling kesayangan si anak dengan alasan yang sama yaitu ingin diperbaiki. Terus terang memang kondisi guling kesayangan tersebut juga sudah sedikit tidak layak pakai. Dengan lukisan keindahan kepulauan Bali Lombok, yang terbuat dari kombinasi campuran keringat dan sedikit ompol, ditambah dengan adanya lubang2x dibeberapa bagian serta sudah penyot. Keharuman aroma gulingnya pun hanya si anak yang menyukainya. Dengan sedikit kemarahan si anak menolak perbaikan terhadap guling kesayangannya tersebut, karena sudah tahu bahwa bila guling tersebut diserahkan, maka gulingnya pun tidak akan kembali lagi padanya. Akhirnya dengan paksaan dan ancaman akan diadukan ke orang tua, pengasuhnya berhasil merebut guling sang anak, dan diganti dengan guling pengganti yang sudah pernah pakai. Terukirlah kembali kepiluan hati sang anak yang diikuti kebencian yang semakin tidak terukur. Ternyata guling tersebut bukan diperbaiki, melainkan tersangkut di kawat duri diatas tembok belakang rumah dengan kondisi yang memilukan bagi sang anak. Rupanya pengasuhnya tidak berniat memperbaiki atau menjadikannya kain lap, tapi membuangnya ke saluran air kotor dibelakang rumah, dan karena temboknya terlalu tinggi, tersangkutlah guling itu di kawat duri diatas tembok sewaktu mau dilempar kebelakang.
Melihat gulingnya robek tersangkut di kawat duri, sang anak marah sejadi2xnya kepada pengasuhnya, tapi pengasuhnya berdalih bahwa itu bukan gulingnya, melainkan guling tetangga yang dibuang, tetapi sang anak benar2x mengenali guling kesayangannya. Setiap hari melihat keluar jendela memandangi guling nasib kesayangannya dengan sedih. Guling kesayangannya terjemur terik matahari dan kehujanan. Sampai suatu hari ketika sang anak sedang memandangi gulingnya dengan sedih, terlihat pengasuhnya berusaha menarik guling yang tersangkut menggunakan tongkat dengan kaitan besi, breeekk.. guling itu robek terbelah dua, kapuknya terburai. Sebagian guling kesayangan tersebut terjatuh kebawah dan sebagian masih tersangkut di kawat berduri. Sang anak menangis menjerit2x tapi tidak dihiraukan oleh pengasuhnya yang sibuk untuk menarik sisa bagian guling yang masih tersangkut. Akhirnya si pengasuh berhasil menarik sisa sobekan gulingnya dan cepat2x membakarnya dibelakang rumah sambil disaksikan pemiliknya, si anak hanya bisa menangis melihat guling kesayangannya robek dan dibakar.

Puncaknya adalah ketika pengasuhnya meminta dengan paksa kasur kesayangannya, memang sudah agak penyot, dengan tambahan lukisan jajaran pulau yang terbuat dari kombinasi keringat dan sedikit ompol. Kali ini si pengasuh memanfaatkan saat sang anak ke sekolah (taman kanak2x). Saat pulang dan tidur siang si anak merasakan perbedaan pada kasur kesayangannya, dan ketika membuka sedikit spreinya, ternyata yang ditiduri bukan kasurnya, kasur kesayangannya sudah diganti. Sang anak hanya bisa menangis, dan kembali berbagi kesedihan dengan para guling, kasur, dan bantal sahabatnya.
Beberapa hari kemudian si anak mendapati kasur kesayangannya dijemuran sudah dibongkar, terbelah dan basah karena dicuci. Si anak pun menangis sambil memegangi, menciumi, dan mengelus2x kasur kesayangannya, sampai cukup lama. Ia benar2x sedih dan makin membenci pengasuhnya.
Sore harinya, ketika sang anak ingin mengambil kasur kesayangannya, ternyata kasur kesayangannya itu sudah tidak ada lagi dijemuran. Kali ini ia sudah tidak mau bertanya pada pengasuhnya tentang kasur kesayangannya.......
Suatu saat ketika sedang mencari sesuatu di meja gosokan, ia menemukan kasur kesayangnnya dalam bentuk potongan2x persegi panjang, cukup banyak jumlah potongannya, karena ukurannya tidak terlalu besar. Kembali ia menangis dengan sedih.


Akhirnya sang anak semakin sulit dipisahkan dari guling, kasur, dan bantal. Dan guling, kasur, dan bantal adalah benda berharga yang benar2x telah melekat dengan kehidupan sang anak. Si anak semakin menyayangi guling2x, kasur2x, dan bantal2xnya.............

Dan sang anak sering merasa iba dan sedih bila melihat kasur, guling atau bantal temannya yang di bongkar untuk di ganti kainnya, dibongkar kemudian dibuang atau dibuat kain lap, kain pel, atau dibuang kemudian dibakar......