Selasa, Februari 23, 2010

Kasur Tetangga Sebelahku Dibongkar

Pembantaian Babak Pertama
Suatu pagi ketika sedang santai didepan teras rumah, padanganku tertuju pada sesuatu yang aneh. Pintu garasi tetangga sebelah rumah terbuka, dan ada suatu benda yang tidak asing dimataku, sebuah kasur tergeletak di lantai garasi. Sudah tentu akan mengundang kepanikan dan kegelisahan yang sangat hebat, apa lagi kasur tersebut terlihat mengeliat" kesakitan. Dugaanku pasti kasur sahabatku itu sedang dibongkar, kapuknya dipindah ke kasur yang baru. Karena penasaran dan kasihan, maka aku keluar rumah dan melihat dari dekat apa yang sebenarnya sedang terjadi. Akibatnya tepat didepan pintu pagar, terpaku dan tercekatlah ketika melihat sebuah pemandangan seorang ibu" sedang merobek kasur, kasur merah corak kembang yang sudah lumayan empuk sedang dibredel dan kapuknya dikeluarkan. Yang kejam, sang tukang kasur tanpa belas kasihan merobek kasur itu dijahitannya, krreeekkkk.... bunyi itu terasa sangat memilukan ditelingaku, karena bunyi itu akan diikuti dengan jerit kesakitan dari kasur itu. Saat itu aku mencoba masuk dan mendekat masuk ke garasi rumah itu. Bunyi sobekan demi sobekan yang semakin banyak menandakan semakin banyak pula kapuk yang dikeluarkan dari kasurnya itu. Dalam garasi itu masih tergeletak sebuah kasur lagi yang sama, merah corak kembang, kasur itu tergeletak dengan ketakutan yang luar biasa, dan hanya dia seorang yang bisa merasakan perasaan takut kasur sahabatnya itu. Akhirnya selesailah satu kasur terbongkar, dan kapuknya sudah habis dikeluarkan, dan kasur sahabatnya itu dirobek keliling 3 sisi. Sesaat si tukang kasur masih menarik" kapuk yang tersangkut di pinggiran kasurnya. Setelah itu dengan tanpa belas kasihan tukang kasur itu melempar kasurnya ke lantai.

Dan dengan tanpa dosa si tukang kasur kemudian manarik kasurnya yang satu lagi. Sudah pasti kasurnya yang satunya itu langsung menjerit" ketakutan. Kemudian dengan tanpa belas kasihan si tukang kasur mulai mengiris jahitan yang terdapat di pinggiran kasurnya itu. Dimata ku sebuah pemandangan yang mengenaskan, setelah diiris langsung dirobek lah kasurnya itu, krreeekkk.... sekali lagi jeritan yang memilukan terdengar. Setelah kasurnya itu robek, kebetulan pembantu rumah itu lewat, dan tukang kasur berbincang" dengan sang pembantu. Kesempatan tak akan aku lewatkan, aku segera menarik kasur yang sudah tanpa kapuk. Segera kucium dan ku elus", tapi kasurku itu sudah terkulai tanpa daya. Sesaat aku mendengar tukang kasur itu meminta kasur lain untuk kapuk tambahan. Dan sesaat pembantu itu masuk rumah dan kembali dengan menyeret sebuah kasur merah jambu garis putih, kotak bujur sangkar yang biasa digunakan di baby box. Kasur merah jambu itu langsung menjerit ketakutan melihat suasana di garasi itu. Kasur merah jambu itu langsung diserahkan untuk dibongkar, tukang kasur yang menerima segera mengiris jahitan yang terdapat dipinggiran kasurnya itu. Lagi" jetitan yang memilukan terdengar dan kasur itu langsung mengeliat kesakitan. Tetapi tukang kasur itu terus merobek dan merobek serta menarik kapuknya keluar dari kasur itu dengan kasar. Sampai akhirnya setelah dirobek keliling pada ketiga sisinya, tukang kasur membalik kasur keluar kasur itu untuk membersihkan sisa" kapuk pada pinggiran kasurnya sambil mengebut"kan kasurnya. Akhirnya terkulai sudah kasur kotak itu tanpa daya. Setelah itu kasur merah kembang yang tergeletak kembali ditarik dan dengan tanpa perasaan langsung merobek lagi kasur itu. Ia dapat mendengar dan merasakan jeritan kesakitan dari kasurnya itu dengan luapan ereksi yang luar biasa. Tanpa memperdulikan perasaannya dan kasur yang dibantai tukang kasur terus merobek dan merobek sambil menarik kapuk keluar dari kasur dengan kasar. Sampai akhirnya kasurnya itu sudah dirobek hingga keliling pada ketiga sisinya, kemudian kasur tersebut dibalik untuk membersihkan kapuk" yang tersisa. Setelah tukang kasur itu mulai memasukkan kapuk kedalam kasur baru, ternyata masih belum mencukupi untuk memenuhi kasur barunya. Kembali si tukang kasur mencari pembantu itu, kesempatan itulah yang langsung digunakannya untuk mengambil kasur kotak merah jambu garis putih, langsung dielus", dan diciuminya dengan perasaan yang sangat pilu, tanpa sadar ia mengelus"kan kasur itu ke ereksinya. Dia menangis 'n menjerit dalam batinnya meratapi nasib kasur"nya itu. Kemudian mengusap", mengelus" kasur merah kembang, akhirnya pembantu dan tukang kasur kembali ke garasi dengan menyeret 4 guling 4 bantal merah kembang, serta 2 guling 2 bantal merah jambu garis putih yang keenam"nya adalah guling dan bantal yang sangat empuk. Keenam guling bantal itu menjerit" ketakutan, apalagi setelah melihat tiga buah kasur telah terkulai di lantai tanpa kapuk dan dengan sayatan diketiga sisinya. Dia terpaku seperti disambar petir disiang bolong melihat guling" bantal" itu diseret ke garasi dan langsung dilempar ke lantai. Si tukang kasur langsung menarik guling merah kembang kemudian menancapkan cutternya di bagian bawah tengah jahitan langsung menyayatnya hingga sepanjang guling itu, guling itu langsung mengeliat kesakitan, dan dia hanya bisa memandanginya dengan ereksi yang luar biasa, kemudian membalik gulingnya untuk mengeluarkan kapuknya. Setelah menarik sebuah guling merah kembang lagi, langsung menyayat guling itu dari jahitan tengah atas hingga sepanjang guling itu. Satu per satu guling merah kembang disayat dengan cutternya, guling"nya itu menjerit, dan mengeliat kesakitan. Dengan perasaan bergetar dia memangku sebuah guling merah jambu garis putih yang sedang ketakutan, mengelus"nya, menciuminya, dan tanpa sadar ia menekan"an guling itu pada ereksinya yang sudah memuncak untuk memberi sedikit ketenangan pada guling itu. Begitu tukang kasur menarik guling merah jambu yang di lantai dan mulai menyayatnya, guling yang dipangkunya menjerit histeris, setelah tersayat sepanjang gulingnya, tukang kasur langsung membalik guling untuk mengeluarkan kapuknya. Nah karena guling tinggal tersisa yang dipangkunya, maka tukang kasur memintanya, guling itu menjerit" histeris. Dengan berat hati terpaksa dia menyerahkan guling itu untuk dibantai. Setelah dipegang tukang kasur, pisau cutternya langsung menancap di jahitan tengah bawah langsung disayat keatas, padahal bagian atas guling itu masih dipegangya. Dia tercekat saat melihat ditangannya guling disayat, setelah robek langsung dibalik untuk mengeluarkan kapuknya. Tukang kasur kembali sibuk untuk memasukkan kapuk dari keenam guling kedalam kasur baru. Dia mengambil guling merah jambu garis putih, membaliknya, mengelus", menciuminya dan menekan"kan, nengusap"kan guling itu pada ereksinya. Sebenarnya dia bisa untuk mengantongi guling itu tanpa diketahui tukang kasur yang sedang sibuk memasukkan kapuk. Tapi dia takut nantinnya si pembantu menanyakan bila guling merah jambu garis putihnya berkurang satu. Dia kembali memangku sebuah bantal merah jambu garis putih, dan tanpa sadar bantal itu sudah dielus"kan dan ditekan"kan pada ereksinya. Setelah selesai, giliran bantal"nya, sebuah bantal merah jambu garis langsung ditarik kemudian disayat dari salah satu sudut bantal melebar hingga sudut lainnya, dan kapuknya langsung dituang keluar. Satu persatu dengan diiringi bunyi kkkrreeeekkk, bantal" nya mengeliat dan terkulai tanpa daya. Dia kembali memangku guling merah jambu garis yang sudah tidak berisi kapuk untuk dielus"kan pada ereksinya.
Setelah kedua kasur barunya mulai dijahit lubang kapuknya, inilah saat yang paling menegangkan. Dia menunggu dengan berdebar" apakah semua kasur", guling", dan bantal"nya itu akan dibauang atau tidak. Harapannya adalah semuanya dimasukkan kedalam kantong plastik hitam besar, kemudian dilemparkan ke tempat sampah depan rumah. Sehingga malamnya dia dapat menyelamatkan semua kasur", guling", dan bantal"nya itu. Ternyata harapannya tidak terkabul setelah dia bertanya pada pembantu rumah itu bahwa ternyata kasur", guling" dan bantal"nya tidak dibuang, melainkan akan dipakai. Kasur"nya akan dibuat alas pada meja setrikaan, dan guling" bantal"nya mau dibuat lap serta serbet. Maka sedihlah hatinya karena tidak dapat mendapatkan kasur", guling" dan bantal"nya.

Kesokan harinya ternyata memang terbukti, ketiga kasurnya telah dibelah dua, dan guling" bantal"nya telah menjadi potongan kain persegi panjang. Potongan besar berasal dari guling dan potongan yang lebih kecil berasal dari bantal. Pemandangan itu sangat mebuat hatinya sangat menderita, dan itulah yang mengakibatkan semakin melekatnya dia pada kasur, guling, dan bantal, tanpa ada seorangpun yang menyadarinya.